Jumat, 29 September 2017

1.3 Jelaskan Basis Teori Etika

Basis Teori Etika

     1. Etika Teleologi

Berasal dari kata Yunani, "Telos" berarti tujuan. Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

Dua aliran etika teleologi :
  • Egoisme etis
Inti pandangan egoisme etis adalah bahwa tindakan dari seiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia  cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat vulgar.
Contoh : A adalah seorang pengusaha muda yang sukses dan dia sangat tekun dalam bekerja. Namun, A adalah orang yang pelit dan hanya menggunakan uang hasil kerja kerasnya untuk bersenang-senang atau kepentingannya sendiri.

  • Utilitarianisme
Berasal dari bahasa Latin "utilis" yang berarti "bermanfaat". Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tetapi manfaat itu harus menyangkut bukan hanya satu atau dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan dalam rangka pemikiran utilitarianisme. Prinsip dasar utilitarianisme yaitu manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar diterapkan pada perbuatan dan aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral.
Contoh : B adalah orang yang pintar dan rajin belajar. Berkat itu pula, B bisa mendapatkan beasiswa di Universitas terbaik. Namun, B adalah orang yang sangat baik. Dia tak segan-segan untuk mengajarkan ke temannya bila temannya tidak mengerti pelajaran yang dipelajari di Universitasnya.


     2. Deontologi

Istilah Deontologi berasal dari kata Yunani "deon" berarti kewajiban. Kewajibanlah yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan. Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi yaitu :
  • Agar tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
  • Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung tercapainya tujuan dari tindakan itu tergantung pada  kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai tindakan itu sudah dinilai baik.
  • Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip tersebut, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Contoh : C berkeinginan menjadi seorang guru karena dia senang mengajar dan keinginan tersebut telah tercapai. C menjadi seorang guru di salah satu SMA di dekat rumahnya. Dan C memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anak sekolahnya agar menjadi anak yang pintar dan berprestasi.

     3. Teori Hak

Dalam pemikiran dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Contoh : Seorang anak memiliki hak untuk memilih dan menentukan mimpi dan cita-cita yang ingin diraih sesuai keinginannya dan bagaimana cara anak tersebut mewujudkannya asal masih dalam hal yang positif.

     4. Teori Keutamaan (Virtue)

Memandang sikap atau akhlak seseorang tidak dinyatakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan dapat didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh
  • Kebijaksanaan, yaitu suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.
  • Keadilan, yaitu keutamaan yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya.
  • Suka bekerja keras, yaitu terus berjuang dalam bekerja untuk mencapai target yang diharapkan.
  • Hidup yang baik, yaitu tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan di sekitarnya.

Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar